Anggota DPR: Pandemi Harus Jadi Momentum Ketahanan Pangan Nasional

Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo mengatakan pandemi COVID-19 kudu bisa menjadi momentum ketahanan pangan nasional dekat mana kebutuhan pangan dekat Indonesia bisa dipenuhi melalui produksi paling dalam negeri.
“Kalau kita melihat situasi sekarang ini, dalilnya selepas pandemi berjalan selama hampir tahun kedua, kita tidak melakukan impor, kecukupan pangan sudah sangat dijamin sebab pangan nasional,” kata Firman kedalam diskusi daring tentang tata kelola pangan dempet masa pandemi nan dipantau dempet Jakarta, Jumat (30/7).
Menurut Firman, saat ini petani Indonesia juga dapat menikmati harga komoditas pangan yang lebih jangkung dibanding tahun-tahun sebelumnya hadapan mana terjadi importasi komoditas pangan atas luar negeri.
Firman mengatakan bahwa adanya impor komoditas pangan menyebabkan anjloknya harga pangan pokok di Indonesia karena pasar dibanjiri bersama pasokan akan gede, di samping harga komoditas pangan impor akan lebih murah dibanding pangan nasional.
“Kenapa tidak bisa bersaing memakai petani beda negeri, karena mereka pakai teknologi, otomatis biaya produksi jadi lebih murah, sementara petani kita masih sangat konvensional,” kata Firman.
Alur importasi komoditas pangan adapun dibendung pada internasional karena pandemi COVID-19 menyebabkan permintaan adapun kukuh terhadap produksi pangan pada petani jauh didalam negeri. Meskipun tingkat konsumsi pangan menjadi menurun lantaran adanya penerapan kebijakan pembatasan mobilitas, namun Firman mengatakan petani bisa menikmati kenaikan harga pangan.
Organisasi Pangan bersama Pertanian Dunia (FAO) telah mengingatkan bakal potensi kekurangan pangan penghabisan pandemi yang menyebabkan pembatasan bersama terhambatnya lalu lintas pengiriman barang antar-negara. Selain itu kekhawatiran penuh negara terhadap pandemi melangsungkan pemerintahan mengunci stok pangan untuk mengamankan kebutuhan konsumsi dempet ekstra dalam negeri.
Kementerian Pertanian menyatakan panen raya bisa menghasilkan 12,5 juta ton. Bulog sendiri optimistis sebujur 2021 tidak perlu impor beras karena beras pemerintah dan cadangan beras pemerintah seberlimpah 1,5 juta ton cukup untuk tahun ini. (Antara)
You may also like
