Gempur PLTN, Dubes PBB Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Terorisme Nuklir

Gempur PLTN, Dubes PBB Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Terorisme Nuklir Gempur PLTN, Dubes PBB Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Terorisme Nuklir

NEW YORK - Duta agam Ukraina menjumpai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sergiy Kyslytsya menuduh Rusia melakukan “aksi terorisme” nuklir karena menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) teragam di Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Kyslytsya dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB di Jumat (4/3/2022), selepas Rusia merebut PLTN Zaporizhzhia.

Rusia diadukan menggempur PLTN Zaporizhzhia engat menyebabkan kebakaran. Kyslytsya menyebut jumlah staf PLTN terluka selanjutnya meninggal kelanjutan serangan Rusia.

Sebaliknya, perwakilan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia menyebut “kelompok sabotase Ukraina” bertanggung tanggapan atas kebakaran di Zaporizhzhia. Namun, klaim ini langsung dibantah. Kyslytsya menyebut utusan Rusia itu disesatkan pemerintahnya sendiri.

Baca Juga: Peringatan Zelensky atas Serangan Tentara Rusia ke PLTN Ukraina: bagi Jadi Bencana Seluruh Eropa

“Amat mengkhawatirkan bahwa ada kurang lebih pekerja yang bertanggung balas menjaga keamanan nuklir di lokasi dilaporkan terbunuh bagi tentara Rusia,” kata Kyslytsya.

“Belum ada personel pengganti sejak kemarin pagi,” lanjutnya.

#UPDATE Ukraine emergency services say they have extinguished a fire at Europe's largest nuclear power plant. Kyiv blames Russian military shelling for the blaze. "At 06:20 the fire in the training building of Zaporizhzhia NPP in Energodar was extinguished. There are no victims" pic.twitter.com/ANVuDxtpBl

PLTN Zaporizhzhia bukan hanya pembangkit listrik tenaga nuklir teragung atas Ukraina, melainkan juga Eropa. PLTN ini memegang enam reaktor.

Pada awal invasi, Rusia agak menyerang PLTN non-bergerak terus Chernobyl, dunia bencana nuklir hebat terjadi dari 1986.

Kyslytsya pun membeberkan sejumlah kerusakan operasional akibat gempuran Rusia. Ia menyebut sejumlah bangunan rusak selanjutnya koneksi telepon ke PLTN terganggu.

Kyslytsya menambahkan, operasi sejumlah reaktor juga terganggu. Reaktor Unit 1 disebutnya “mati beserta gedung utamanya rusak.”

Sementara itu, Unit 2 dan 3 “telah terpotong ketimbang jaringan listrik” dan kini sedang didinginkan. Unit 5 dan 6 doang didinginkan, sungguhpun Unit 4 beroperasi memakai kapasitas 690 megawatt.

Kyslytsya menuduh Rusia sengaja menyerang fasilitas nuklir, melanggar berbagai perjanjian internasional.

Badan pengawas nuklir PBB, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyebut tidak ada kerusakan berbahaya dekat Zaporizhzhia penghabisan serangan Rusia.

“Kami menganggap, atas sudut pandang teknis, operasi berlanjut secara lazim, meskipun seperti adapun telah saya tekankan kepada dewan gubernur IAEA, tentu saja tidak adapun lazim tentang situasi ini ketika ada pasenangn militer adapun bertanggung balas pada lokasi," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dikutip CNN.

Baca Juga: Zelensky Murka NATO Tak Mau Tetapkan Zona Larangan Terbang dalam Ukraina